Minggu, 17 Maret 2013

Ayunan dan Mekare-kare di desa Tenganan Pegringsingan


Om Swastiastu,


Ayunan dan Mekare-kare, warisan leluhur di Desa Tenganan Pegringsingan
Tradisi main ayunan di Desa Tenganan Pegringsingan yang dinaiki oleh para Daha (gadis) dan diputar secara manual oleh para Truna (laki-Laki). Ayunan ini hanya ada pada bulan kelima yang disebut Sasih Sambah selama satu bulan. Sasih Sambah ini merupakan salah satu bulan dimana berlangsungnya upacara-upacara adat terbesar yang diadakan di desa Tenganan Pegringsingan tersebut. Desa Tenganan Pegringsingan merupakan Desa Bali Aga (Bali Kuno) yang sudah ada sejak dahulu. itu sebabnya tradisi dan upacara adat di desa ini sangat berbeda dengan tradisi di Bali pada umumnya.
Selain ayunan, ada lagi upacara adat yang tidak kalah menarik untuk ditonton yaitu upacara Perang Pandan atau sering disebut dengan Mekare-kare. Perang pandan ini dilaksanakan oleh para truna dengan senjata seikat daun pandan berduri dengan tamyang yang digunakan sebagai alat pelindung diri terbuat dari anyanan ata (sejenis rotan). Upacara Mekare-kare ini diiringi dengan music khas Tenganan Pegringsingan yaitu Selonding.
Upacara main ayunan dan Mekare-kare ini diselenggarakan hanya satu tahun sekali yaitu pada bulan Kelima (menurut penanggalan di Desa Tenganan Pegringsingan), biasanya jatuh sekitar bulan Juni-Juli.


Om Santih, Santih, Santih Om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar